Sunday, October 4, 2015

ASESMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN AGAMA 2015


BELAJAR ASSESEMENT
PEJABAT KEMENTERIAN AGAMA

1.      Apa ASN itu
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalahprofesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah denganperjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. 
Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN) adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah denganperjanjian kerja yang diangkat oleh  pejabat pembina kepegawaian dandiserahi tugas dalam suatujabatan pemerintahan atau diserahitugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warganegara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untukmenduduki jabatan pemerintahan.

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang memenuhisyarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untukjangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugaspemerintahan.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkanPegawai ASN yang profesional, memilikinilai dasar, etika profesi,bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,dan nepotisme.
Sistem Informasi ASN adalah rangkaian informasi dan data mengenai Pegawai ASN yang disusun secara sistematis,menyeluruh, dan terintegrasi dengan berbasis teknologi

Dasar Hukum ASN
  • Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
  • Disahkan DPR pada Kamis, 19 Desember 2013 diundangkan 15 Januari 2014.
  • Aturan Kepegawaian sebelumnya adalah : Undang – undang Nomor 8 Tahun 1974 juncto Undang – Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Kepegawaian
Latar Belakang ASN
Latar belakang penyusunan peraturan ASN ini adalah dari beberapa hal berikut ini
·       Pertama, sejatinya birokrasi adalah abdi negara yang melayani kepentingan publik. Birokrasi menjadi alat negara untuk memenuhi dan melayani kebutuhan publik. Untuk itu diperlukan birokrasi yang profesional dan memiliki sumber daya manusia yang memiliki integritas dan kompetensi di bidangnya. Namun pada kenyataannya, publik mempersepsikan birokasi kita belum ideal seperti itu.
·         Kedua, setelah reformasi 1998 terjadi perubahan besar dalam kultur tata kelola politik dan pemerintahan. Selama Orde baru, birokrasi yang menguasai politik. Namun setelah mundurnya presiden Soeharto, politik yang menguasai birokrasi. Banyak pihak yang merisaukan keadaan ini karena birokrasi tidak bekerja profesional melayani publik atau menjadi abdi negara yang sesungguhnya. Justru sering kali ditemui jika birorkasi lebih mengabdi kepada kepentingan politik yang sedang berkuasa.


 Macam-Macam Jabatan dalam ASN
a.     Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi padainstansi pemerintah.
b.    Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisifungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik sertaadministrasi pemerintahan dan pembangunan.
c.     Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsidan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
d.     Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan prosespengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN.
e.      Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah.
f.     Komisi ASN (KASN) adalah lembaga nonstrukturalyang mandiri dan bebas dari intervensi politik.
g.    Lembaga Administrasi Negara (LAN) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang diberikewenangan melakukan pengkajian dan diklat ASN
h.     Badan Kepegawaian Negara (BKN)adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang diberikewenangan melakukan pembinaan dan menyelenggarakanManajemen ASN secara nasional
i.      Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yangberdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adildan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,umur, ataupun kondisi kecacatan.

JENIS, STATUS DAN KEDUDUKAN ASN
-      Pegawai ASN terdiri atas:
a.         PNS, yang merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional;
b.         PPPK,merupakanPegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhanInstansi Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang.
-      Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara
-      Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang ditetapkan olehpimpinan Instansi Pemerintah.
-      Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik

FUNGSI, TUGAS, DAN PERAN ASN
-      Pegawai ASN berfungsi sebagai:
    1. pelaksana kebijakan publik;
    2. pelayan publik; dan
    3. perekat dan pemersatu bangsa

-      Pegawai ASN bertugas:
a melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat PembinaKepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
    1. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
    2. mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
-      Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawaspenyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunannasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yangprofesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktikkorupsi, kolusi, dan nepotisme.

Jabatan ASN terdiri atas:
    1. Jabatan Administrasi;
    2. Jabatan Fungsional; dan
    3. Jabatan Pimpinan Tinggi   

JabatanAdministrasi 
terdiri atas:
-      jabatan administrator:
bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasipemerintahan dan pembangunan.
-      jabatan pengawas:
bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana
-      jabatan pelaksana:
bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.

Jabatan Fungsional dalam ASN  terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsionalketerampilan.

Jabatan fungsional keahlian terdiri atas:
a)    ahli utama;
b)    ahli madya;
c)    ahli muda; dan
d)    ahli pertama.

Jabatan...fungsional keterampilan terdiri atas:
e)    penyelia;
f)     mahir;
g)    terampil; dan
h)    pemula

-      Jabatan Pimpinan Tinggi terdiriatas:
1)    Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
2)    Jabatan Pimpinan Tinggi Madya; dan
3)    Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
-      Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.
-      Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari: 1)    prajurit TNI; dan  2)    anggota Polri

  
KOMPETENSI INTI PNS KEMENAG (5) IKH-MpMc

  1. Integritas
  2. Kepemimpinan
  3. Harmonisasi keberagaman
  4. Memprakarsai Perubahan
  5. Mencaga Citra Kemenag

KOMPETENSI MANAJERIAL (16)
  1. Inovasi
  2. Berpikir Analisis
  3. Berpikir Konseptual
  4. Pengendalian Diri
  5. Komitmen thd Organisasi
  6. Inisiatif
  7. Semangat Berprestasi
  8. Kerjasama
  9. Mengembangkan Orang Lain
  10. Berorientasi pada Layanan
  11. Membangun Hubungan Kemitraan
  12. Pencarian Informsi
  13. Pengamnilan Kpts dan Penyelesaian Masalah
  14. Perencanaan dan Pengorganisasian
  15. Berorientasi pada Kualitas
  16. Mengelola Konflik (MKF)

KOMPETENSI TEKNIS UMUM
1.       Komunikasi
2.      Aplikasi Komputer
3.      Bahasa Inggris
4.      Teknik Presentasi

VISI DAN MISI KEMENTERIAN AGAMA

 

VISI

“Terwujudnya masyarakat Indonesia  yang  TAAT BERAGAMA, RUKUN, CERDAS, MANDIRI DAN SEJAHTERA  LAHIR BATIN.”

(Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010)


MISI

1.             Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
2.             Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
3.             Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.
4.             Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
5.             Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.
6.             (Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010)


VISI-MISI  KEMENAG GK
VISI

Terwujudnya Masyarakat Gunungkidul  yang Agamis, Rukun, Sejahtera  dan Berbudaya

MISI
1. Meningkatkan pelayanan keagamaan pada masyarakat.
2. Meningkatkan penyelenggaraan dan pelayanan ibadah haji dan umrah.
3. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam membayar dan mengelola zakat dan wakaf.
4. Meningkatkan kualitas pendidikan madrasah dan pendidikan keagamaan pada sekolah umum.
5. Meningkatkan pelayanan pada pondok pesantren dan madrasah diniyah.
6. Meningkatkan pembinaan kehidupan keagamaan pada masyarakat.
 7. Meningkatkan kerukunan dan kerjasama antar umat beragama.

VISI MISI KUA WONOSARI

1. V I S I  :      
Terwujudnya Keluarga Muslim Yang Unggul Dan Berbudaya

2. M I S I  :
1.      Pemantapan Kelembagaan di bidang Administrasi Pencatatan Nikah/Rujuk
2.      Peningkatan Kualitas Pelayanan Nikah/Rujuk dan Urusan Agama Islam lainnya
3.      Peningkatan Kualitas Keluarga Sebagai Basis Dakwah Yang Bersendikan Budaya Lokal Dan Moralitas Agama
4.      Peningkatan Jaringan Kerjasama untuk Sosialisasi Produk Halal  dan Kemitraan Ummat
5.      Perluasan Akses Pelayanan Yang Mudah Kepada Masyarakat


SOP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

  1. Apa SOP itu
SOP (Standar Operasional Prosedur) mempunyai padanan kata, yaitu Prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lainnya yang menunjukan adanya tahapan secara jelas dan pasti, serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian tugas.

  1. PENYUSUNAN SOP
ASAS
Asas-asas Penyusunan SOP, yaitu asas pembekuan, asas pertanggung jawaban, asas kepastian, asas keseimbangan, asas keterikatan, asas kecepatan dan kelancaran, ssas keamanan, dan ssas keterbukaan
PRINSIP
Prinsip-prinsip Penyusunan SOP, yaitu : SOP ditulis secara jelas, sederhana dan tidak berbelit-belit, SOP menjadi pedoman yang terukur baik mengenai norma waktu, hasil kerja yang tepat dan akurat, maupun rincian biaya pelayanan, SOP memberikan kejelasan kapan dan siapa yang harus melaksanakan kegiatan, SOP mudah dirumuskan dan menyesuaikan dengan kebutuhan perkembangan kebijakan yang berlaku, SOP dapat menggambarkan alur kegiatan yang mudah ditelusuri jika terjadi hambatan.

PERATURAN DISIPLIN PNS
  1. PP No. 53 Tahun 2010 ttg Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Penjelasannya DISAHKAN PADA 2010-06-06 
  2. PERKA BKN Nomor 21 Tahun 2010 ttg Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil disahkan pada 2010-10-01 
  3. PP No.46 Tahun 2011 ttg Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil 2011-12-01   
  4. PERKA BKN No 1 Tahun 2013 ttg Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
    2013-01-04
  5. PERKA BKN K.26-30 lV.7 -3199 ttg Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil 2014-01-17 
  6. PMA Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Disiplin Kehadiran Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kementrian Agama

STRUKTUR ORGANISASI KEMENAG

  • PMA  Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Agama (Disempurnakan)
  • PMA Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja  Kementrian Agama
  • PMA Nomor 80 Tahun 2013 Tentang Perubahan kedua atas PMA No.10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Agama

TUPOKSI KUA KECAMATAN

  • PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 MENcabut PMA Nomor 39 Tahun 2012
  • Peraturan kembali pada KMA 517/2001
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut dalam pasal 2 KMA 517 Tahun 2001, Kantor Urusan Agama Kecamatan dalam menyelenggarakan fungsinya, dengan berpedoman pada pasal 3 yang berisi :
1.    Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi
2.    Menyelenggarakan surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan, pengetikan dan rumah tangga KUA.
3.    Melaksanakan pencatatan nikah dan rujuk, mengurus dan membina masjid, zakat, wakat, baitul mal, dan ibadah sosial, kependudukan dan pengembangan keluarga sakinah, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bimbingan masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Berdasarkan PMA  No. 34 Tahun 2016

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 34 Tahun 2016, Kantor Urusan Agama Kecamatan merupakan unit pelaksana Teknis pada Kementerian Agama, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan secara operasional dibina oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Ketentuan ini termaktub dalam Bab I Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Agama Nomor 34 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan. 

Berdasarkan peraturan tersebut, KUA Kecamatan bertugas melaksanakan layanan dan bimbingan masyarakat Islam di wilayah kerjanya. Dalam menjalankan tugas tersebut, KUA Kecamatan melaksanakan fungsi-fungsi : 
a) pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan nikah dan rujuk; 
b) penyusunan statistik layanan dan bimbingan masyarakat Islam; 
c) pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen KUA Kecamatan; 
d) pelayanan bimbingan keluarga sakinah; 
e) pelayanan bimbingan kemasjidan; 
f) pelayanan bimbingan hisab rukyat dan pembinaan syariah; 
g) pelayanan bimbingan dan penerangan agama Islam; 
h) pelayanan bimbingan zakat dan wakaf; dan 
i) pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KUA Kecamatan

j) layanan bimbingan manasik haji bagi jamaah haji reguler

5 BUDAYA KERJA KEMENTERIAN AGAMA RI:
  1.  Integritas
Siapapun yang ada di Kementerian Agama, harus selalu tertanam pada dirinya nilai untuk supaya senantiasa menjaga integritas. Nilai-nilai integritas adalah kejujuran dalam berbicara dan bertindak, amanah dalam menjalankan tugasnya, disiplin dan tidak ada pembiaran masalah atau kebijakan yang tidak sesuai aturan. 

  1. Profesionalitas
Dimanapun kita berada, kita dituntut untuk menguasai betul bidang kerja kita, itu artinya profesional di bidangnya. Kita ingin tumbuhkan profesionalitas ada dalam diri setiap kita, sebagai nilai yang selalu melekat pada diri kita. Menjalankan tugas sesuai target dengan baik dan berkualitas. Tidak melebar dan meluas apa yang seharusnya tidak kita kerjan. Fokus pada peningkatan kualitas kerja kita dengan baik dan benar.

  1. Inovasi
    Kita harus termotivasi untuk melahirkan kreasi inovasi baru di bidang kita masing-masing. Sesuatu yang baru tentu membawa manfaat yang lebih banyak, sesuai dengan konteks situasi dan kondisi kita.

  1. Tanggungjawab
    Aparatur Kementerian Agama harus mempunyai kesadaran yang tinggi bahwa kiprah mereka di Kementerian Agama itu akan dipertanggungjawabkan. Inilah cara kita untuk selalu membentengi diri untuk selalu on the track dalam mengemban kepercayaan, dan menjalankan tugas dan fingsi masing-masing.

  1. Keteladanan
Aparatur Kementerian Agama adalah teladan dilingkungan masing-masing, karenanya keteladanan sangat penting ditanamkan kepada diri kita

DASAR HUKUM PELAKSANAAN TUGAS  KUA KECAMATAN

I. UNDANG-UNDANG
  1. Undang-Undang No.22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk
  2. Tanggal 21 November 1946 Penetapan berlakunya Undang-undang No.22 Tahun 1946    tentang Pencatatan Nikah,Talak dan Rujuk diseluruh daerah luar Jawa dan Madura
  3. Undang-Undang No.32 Tahun 1954 tentang penetapan berlakunya UU No.22 Tahun 1946
  4. Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
  5. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
  6. Undang-Undang No. 8  Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen.
  7. UU Wakaf 41/2004 PP 42/2006
  8. UU Haji  13/2008 PP 79 TAHUN 2012 
 PP/PMA
  1. PP. No. 9 Tahun 1975 ttg Pelaksanaan Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan
  2. PP. No.10 Tahun 1983 ttg Izin Perkawinan dan perceraian bagi  Pegawai Negeri Sipil
  3. PP. No. 45 Tahun 1990 ttg perubahan atas peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1983 ttg Izin   Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil.
  4. PMA 11/2007 ttp pencatatan Nikah
  5. PMA 30/2005 ttg wali hakim

Dislaimer: diolah disarikan  dari berbagai sumber.


Sunday, November 30, 2014

DOA HUT KORPRI

DOA
HARI ULANG TAHUN KORPRI
TINGKAT KECAMATAN  GUNUNGKIDUL
Oleh : H. Zudi Rahmanto, S.Ag. M.Ag.

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد لله رب العالمين. حمدا ناعمين حمدا شاكرين... حمدا يوافي نعمه و يكافئ مزيدة. ياربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وأصحابه أجمعين.

YA ALLAH, YA TUHAN KAMI
SEGALA PUJI DAN RASA SYUKUR KAMI HATURKAN KE HADIRAT-MU, ATAS SEGALA RAHMAT DAN KASIH SAYANG-MU PADA HARI INI, KAMI DAPAT MENGIKUTI UPACARA DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI ULANG TAHUN KORPS PEGAWAI REPIBLIK INDONESIA KE-43 TINGKAT KECAMATAN TEPUS TAHUN 2014.

YA ALLAH, TUHAN YANG MAHA PENYAYANG….
JADIKANLAH PERINGATAN INI SEBAGAI PERINGATAN YANG ENGKAU RIDHAI, KOKOHKANLAH PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA KAMI, WUJUDKANLAH SOLIDITAS DAN SOLIDARITAS SERTA KESETIAKAWANAN SELURUH ANGGOTA KORPRI, GUNA MENDUKUNG KEPEMIMPINAN NASIONAL, MENUJU BANGSA YANG MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT.

YA ALLAH, TUHAN YANG MAHA BIJAKSANA…
LIMPAHKANLAH KEPADA KAMI PETUNJUK DAN PERTOLONGAN-MU, SEHUNGGA KAMI MAMPU MELAKSANAKAN TUGAS  SEBAGAI APARATUR SIPIL NEGARA, DALAM MENGEMBAN AMANAH DENGAN SEBAIK-BAIKNYA, BEKERJA DENGAN PENUH INTEGRITAS DAN DEDIKASI YANG TINGGI, PROFESIONAL DALAM MENJALANKAN TUGAS SERTA DILANDASI ETIKA DAN MORAL YANG TERPUJI.

YA ALLAH, YA QAWIYYU YA MATIIN….
KAMI MENYADARI ATAS KELEMAHAN KAMI SEBAGAI HAMBA-MU, TIADA KEKUATAN SELAIN KEKUATAN YANG TELAH ENGKAU ANUGERAHKAN KEPADA KAMI. BERIKANLAH KEKUATAN, KETABAHAN DAN KESABARAN KEPADA KAMI, UNTUK MENJADI APARATUR SIPIL NEGARA YANG BERDAYA GUNA DAN BERHASIL GUNA DALAM MENGEMBAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL.

YA ALLAH, TUHAN YANG MAHA PENGAMPUN…
AMPUNILAH KEKHILAFAN DAN KEALPAAN KAMI, DOSA ORANG TUA KAMI, PARA PEMIMPIN BANGSA KAMI, TERINALAH PENGABDIAN DAN PERJUANGAN KAMI, DAN DEKATKANLAH KAMI KEPADA PETUNJUK DAN HIDAYAH-MU.

رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ,
سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين 
وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

<html>
 <head>
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-5026633091698896"
     crossorigin="anonymous"></script>
</head>
</html>

Friday, July 25, 2014

KHUTBAH IDUL FITRI (BAHASA INDONESIA)

MEMPERTAHANKAN KARAKTER RAMADHAN

KHUTBAH I

الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْالله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْالله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ  لاَإلَهَ إلاَّ الله ُوَالله
 ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْد ، 
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِْعمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أنْ هَدَانَا الله ُ ، أشْهَدُ أنْ لاَإلَهَ إلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيُ خَصَّنَا بِخَيْرِ كِتَابٍ أُنْزِلَ وَأَكْرَمَنَا بِخَيْرِ نَبِىٍّ أُرْسِلَ وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النٍّعْمَةَ بِأَعْظَمِ دِيْنِ شَرْعٍ دِيْنِ اْلإسْلاَمِ ، أليَوْمَ أكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإسْلَمَ دِيْنًا
وَ أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَتَرَكَنَا عَلىَ اْلمَحَجَّةِ اْلبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا ، لاَيَزِيْغُ عَنْهَا إلاَّ هَالِكٌ

أللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ الطَّاهِرِيْنِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . أمَّا بَعْدُ,

فَيَا عِبَادَ اللهِ ! اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ, وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ, قَالَ الله ُعَزَّ وَجَلَّ : وَلِتُكْمِلُوْا العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ :

Hadirin sidang Jamaah Idul Fitri yang Dimuliakan Allah

Dalam suasana pagi hari yang khidmat berselimut rahmat dan kebahagiaan ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala curahan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua, sehingga di pagi hari yang cerah ini kita dapat menunaikan sholat ‘Idul Fitri dengan khusyu’ dan tertib.

Hari ini, takbir, tahlil dan tahmid  berkumandang di seluruh penjuru dunia, mengagungkan asma Allah SWT. Gema takbir yang disuarakan oleh lebih dari satu setengah milyar umat manusia di muka bumi ini, menyeruak di setiap sudut kehidupan, di masjid, di lapangan, di surau, di kampung-kampung, di gunung-gunung, di pasar, dan di seluruh pelosok negeri umat Islam.

Pekik suara takbir itu juga kita bangkitkan disini, di bumi tempat kita bersujud dan bersimpuh ke hadirat-Nya. Iramanya memenuhi ruang antara langit dan bumi, disambut riuh rendah suara malaikat nan khusyu’ dalam penghambaan diri mereka kepada Allah SWT. Getarkan qalbu (hati) mukmin yang tengah dzikrullah, penuh mahabbah, penuh ridha, penuh roja’ (pengharapan) akan hari perjumpaannya dengan Sang Khaliq, Dzat yang mencipta jagat raya dengan segala isinya.

Kumandang takbir, tahlil dan tahmid itu sesungguhnya adalah wujud kemenangan dan rasa syukur kaum muslimin kepada Allah SWT atas keberhasilannya meraih fitrah (kesucian diri) melalui mujahadah (perjuangan lahir dan batin) dan pelaksanaan amal ibadah selama bulan suci Ramadhan yang baru berlalu. Allah SWT menegaskan :

وَلِتُكْمِلُوْا العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kamu semoga kamu bersyukur (kepada-Nya).” (QS. al-Baqoroh : 185)

Islam sesungguhnya telah mengajarkan takbir kepada umatnya, agar ia senantiasa mengagungkan asma Allah SWT kapanpun dan di manapun, saat adzan kita kumandangkan takbir, saat iqamah kita lafalkan takbir, saat membuka shalat kita ucapkan takbir, saat bayi lahir kita perdengarkan kalimat takbir, saat menyembelih hewan kita baca takbir, bahkan saat di medan laga perjuangan, kita juga mengumandangkan suara takbir.

الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْد

Dalam suasana hari raya ini, marilah kita menghayati kembali makna kefitrahan kita, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai khalifatullah fil ardli. Di sinilah sesungguhnya letak keagungan dan kebesaran hari raya Idul fitri, Hari di mana para hamba Allah merayakan keberhasilannya mengembalikan kesucian diri dari segala dosa dan khilaf melalui pelaksanaan amal shaleh dan ibadah puasa Ramadhan, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 “Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan dilaksanakan dengan benar, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lewat”. (HR. Imam Muslim).


الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْد

Namun patut diingat, bahwa dosa atau kekhilafan antar sesama umat manusia, ia baru terampuni apabila mereka saling memaafkan, dan karena itulah, mari kita jadikan momentum Idul Fitri yang suci ini untuk saling meminta dan memberi maaf atas segala kesalahan antar sesama, kita buang perasaan dendam, kita sirnakan keangkuhan dan kita ganti dengan pintu maaf dan senyum sapa yang tulus penuh dengan persaudaraan dan kehangatan silaturrahim antar sesama.

Terkait dengan kemuliaan orang yang mampu mensucikan dirinya ini, Allah SWT menggambarkan dalam firman-Nya, Surat Al-Fathir, ayat 18-21 :

وَمَنْ تَزَكَّى فَإنَّمَا يَتَزَكَّى لِنَفْسِهِ وَإلَى اللهِ الْمَصِيْرُ (18) وَمَا يَسْتَوِيْ اْلأَعْمَى وَاْلبَصِيْرُ (19) وَلاَ الظُّلُمَاتُ وَلاَ النُّوْرُ (20) وَلاَ الظِّلُّ وَلاَ اْلحَرُوْرُ (21

“Barang siapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya dia telah mensucikan diri untuk memperoleh kebahagiaannya sendiri. Dan hanya kepada Allah-lah tempat kembalimu. Bukankah tidak sama orang yang buta dengan orang yang melihat ? Bukankah pula tidak sama gelap-gulita dengan terang-benderang ? Dan bukankah juga tidak sama yang teduh dengan yang panas ?” (QS. al-Fathir : 18-21)

Pada ayat tersebut, Allah SWT membandingkan antara orang yang mampu mensucikan jiwanya dengan yang suka mengotorinya, laksana orang yang melihat dengan orang yang buta, laksana terang dan gelap, laksana teduh dan panas. Sungguh sebuah metafora yang patut kita renungkan. Allah seolah hendak menyatakan bahwa manusia yang suci, manusia yang baik, manusia yang menang dan beruntung itu, adalah mereka yang mau dan mampu melihat persoalan lingkungannya secara bijak dan kemudian bersedia menyelesaikannya, mereka yang mampu menjadi lentera di kala gelap, dan menjadi payung berteduh di kala panas. Mereka inilah pemilik agama yang benar, agama yang hanifiyyah wa al-samhah – terbuka, toleran, pemaaf, dan santun. Inilah agama tauhid, agama Nabi Ibrahim dan anak keturunannya : Ismail, Ishaq, Ya’kub, Yusuf, dan Nabi Muhammad saw.

الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْد

Idul Fitri yang merupakan puncak ibadah ramadhan, pada hakikatnya memberikan pesan kepada kita, bahwa syari’at Islam mengajarkan kepada kesucian, keindahan, kebersamaan dan mengarahkan umatnya memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, duduk sama rendah berdiri sama tinggi, rukun dalam kebersamaan dan bersama dalam kerukunan. Segala kelebihan yang melekat dalam diri manusia dalam bentuk apapun, hendaknya disadari bahwa selain merupakan nikmat, ia juga sekaligus sebagai amanat.


الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْد

Oleh karena Fitrah manusia dapat berubah dari waktu ke waktu berubah karena pergaulan, karena pengaruh budaya dan lingkungan, karena latar belakang pendidikan dan karena faktor-faktor lain, maka agar Fitrah itu tetap terpelihara kesuciannya, hendaknya ia selalu mengacu pada pola kehidupan islami yang berlandaskan Al-Qur’an, As-Sunnah dan teladan para ulama, pola kehidupan yang bersendikan nilai-nilai agama dan akhlak mulia, sehingga darinya diharapkan mampu membangun manusia seutuhnya, insan kamil yang memiliki keteguhan iman, keluasan ilmu pengetahuan serta tangguh menjawab berbagai peluang dan tantangan kehidupan.

Karena itu, segala kebiasaan baik yang telah kita lakukan di bulan suci Ramadhan, baik ibadah shiyam, qiyamullail, tilawah dan tadabbur Al-Quran, peduli kaum dluafa, mengendalikan amarah dan hawa nafsu, menjaga kejujuran hendaknya tetap kita lestarikan dan bahkan kita tingkatkan sedemikian rupa agar dapat menjadi tradisi yang mulia dalam diri, keluarga dan lingkungan masyarakat kita, sehingga Fitrah yang telah kita raih di hari yang agung ini akan tetap terpelihara hingga ahir kehidupan kita. Marilah kita jadikan spirit ibadah puasa sebagai perisai diri kita dari godaan dan ujian kehidupan di masa-masa mendatang.

الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْد

Hadirin sidang Jamaah Idul Fitri yang Berbahagia

Ibadah shaum pada hakekatnya merupakan suatu proses penempaan dan pencerahan diri, yakni upaya yang secara sengaja dilakukan untuk mengubah perilaku setiap Muslim, menjadi orang yang semakin meningkat ketakwaannya. Melalui ibadah shaum -sebagai manusia yang memiliki nafsu dan cenderung ingin selalu mengikuti hawa nafsu- kita dilatih untuk mengendalikan diri supaya menjadi manusia yang dapat berprilaku sesuai dengan Fitrah aslinya. Fitrah asli manusia adalah cenderung taat dan mengikuti ketentuan Allah SWT. Melalui proses pencerahan yang terkandung dalam ibadah shaum diharapkan setiap muslim menjadi manusia yang di mana pun kehadirannya, terutama dalam masyarakat yang bersifat plural ini dapat memberi manfaat kepada sesama.

Risalah Islam sesungguhnya bukan hanya diperuntukkan bagi umat Islam saja, tetapi ajarannya juga syarat dengan nilai-nilai yang bersifat universal. Seperti ajaran yang menekankan pentingnya setiap muslim agar mau dan mampu memberi manfaat kepada sesama. Dalam pandangan Islam, salah satu indikator kualitas kepribadian seseorang adalah seberapa besar kehadirannya mampu memberi manfaat kepada sesama, atau dalam bahasa lain semakin besar kemampuan seseorang memberikan manfaat kepada orang lain, maka semakin unggul pula kualitas keberagamaannya. Rasulullah SAW bersabda :

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ النَّبِيَّ صَلَّّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ : خَيْرُ النَّاسِ أنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Artinya “Sebaik-baik manusia (Muslim) adalah orang yang paling (banyak) memberi manfaat kepada manusia”. (HR. Al-Qudla’i)

الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْد

Hal lain yang perlu kita sadari dalam mengarungi samudera kehidupan ini adalah, bahwa telah menjadi sunnatullaah bila kehidupan ini diwarnai dengan susah dan senang, tangis dan tawa, rahmat dan bencana, menang dan kalah, peluang dan tantangan yang acap kali menghiasi dinamika kehidupan kita. Orang bijak sering menyatakan, “hidup ini laksana roda berputar”, sekali waktu bertengger di atas, pada waktu lain tergilas di bawah. Kemarin sebagai pejabat sekarang kembali menjadi rakyat, beberapa waktu sebagai rakyat biasa kini menjadi presiden terpilih,satu saat kaya, saat yang lain hidup sengsara, kemarin sehat bugar, saat ini berbaring sakit, bahkan mungkin tetangga kita, saudara kita, orang tua kita, suami/istri kita, anak-anak kita tahun kemaren masih melaksanakan shalat ‘id disamping kita, sekarang mereka, orang-orang yang kita cintai itu telah tiada dan kembali kehadirat-Nya. Kehidupan dunia ini tidak ada yang kekal, ia akan terus bergerak sesuai dengan kehendak dan ketentuan Rabbul ‘Alamin.

Hadirin sidang Jamaah Idul Fitri yang Berbahagia

Sebagai seorang mukmin, tentu tidak ada celah untuk bersikap frustasi dan menyerah kepada keadaan, akan tetapi ia harus tetap optimis, bekerja keras dan cerdas seraya tetap mengharap bimbingan Allah SWT, karena sesungguhnya rahmat dan pertolongan-Nya akan senantiasa mengiringi hamba-hamba-Nya yang sabar dan teguh menghadapi ujian. Sebagai seorang mukmin, kita juga tak boleh hanyut dalam godaan dan glamornya kehidupan yang menipu dan fana ini.

Justru sebaliknya, orang mukmin harus terus menerus berusaha mengobarkan obor kebajikan, menebarkan marhamah, menegakkan da’wah, merajut ukhuwah dan menjawab segala tantangan dengan penuh kearifan dan kesungguhan. Bukankah Allah SWT telah berjanji :

وَلاَ تَهِنُوْا وَلاَ تَحْزَنُوْا وَأَنْتُمُ اْلأَعْلَوْنَ إِنُ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ 

Artinya “Dan janganlah kamu bersikap lemah dan bersedih hati, padahal kalian orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS. Ali Imran : 140).

Abu Hamid bin Muhammad Al Ghozali dalam Ihya Ulumuddin melukiskan para penghuni kehidupan dunia ini laksana seorang pelaut yang sedang mengarungi samudera, satu tarikan nafas bagaikan satu rengkuhan dayung, cepat atau lambat biduk yang ditumpangi akan mengantarkannya ke pantai tujuan. Dalam perjalanan itu, setiap nahkoda berada di antara dua kecemasan, antara mengingat perjalanan yang sudah di lewati dengan rintangan angin dan gelombang yang menerjang dan antara menatap sisa-sisa perjalanannya yang masih panjang di mana ujung rimbanya belum tentu dapat mencapai keselamatan.


Hadirin sidang Jamaah Idul Fitri yang Berbahagia
Suatu saat Lukman Al Hakim, seorang shalih yang namanya diabadikan dalam Al-Qur’an pernah menyampaikan taushiyah kepada putranya:

َيا بُنَيَّ ! إنَّ الدُنْيَا بَحْرٌ عَمِيْقٌ وَقَدْ غَرَقَ فِيْهَا أُنَاسٌ كَثِيْرٌ ، فَاجْعَلْ سَفِيْنَتَكَ فِيْهَا تَقْوَى اللهِ 
وَحَشْوُهَا الإيْمَانُ وَشَرَاعُهَا التَّوَكَّلُ عَلىَ اللهِ لَعَلَّكَ تَنْجُوْ

“Wahai anakku, sesunguhnya dunia ini laksana lautan yang dalam dan telah banyak manusia tenggelam di dalamnya, oleh karenanya, jadikanlah taqwa kepada Allah SWT sebagai kapal untuk mengarunginya, iman sebagai muatannya, tawakkal sebagai layarnya niscaya engkau akan selamat sampai tujuan”.

الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْد

Akhirnya, semoga Allah SWT senantiasa berkenan membimbing kita semua agar tergolong hamba-hambanya yang mampu meraih sertifikat kefitrahan di hari perayaan kemenangan yang agung ini, sehinnga kita layak mendapatkan penghargaan “Minal’aidin Walfaizin”, Semoga Allah SWT berkenan mencurahkan rahmat-Nya kepada bangsa Indonesia serta umat Islam pada umumnya untuk senantiasa mengamalkan syariat-Nya, menghidupkan sunnah-sunnah Rasul-Nyaز

Semoga momentum Idul Fitri ini juga benar-benar mampu mengantarkan tatanan kehidupan kita yang berlandaskan nilai-nilai agama, akhlak karimah, kebersamaan dan kasih sayang guna terwujudnya ummat dan masyarakat Indonesia yang berharkat dan bermartabat, sejahtera dan berperadaban, baldatun thayyibatun warabbun ghafur, bangsa yang gemah ripah lohjinawi di bawah naungan ridla Allah SWT. Amin, Ya Mujiibas saa-iliin.

جَعَلَنَا اللهُ وَ إِيَّاكُمْ مِنَ الْعَآئِدِيْنَ الْفَآئِزِيْنَ الْآمِنِيْنَ , وَ أَدْخَلَنَا وَ إيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ الْمُتَّـقِيْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُوْقِنِيْنَ . وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَ ارْحَمْ وَ أَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ 



KHUTBAH II


الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر
الله أكبر كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلًا . الْحَمْدُ للهِ الْعَلِيْمِ الْحَلِيْمِ الْغَفَّارِ الْعَظِيْمِ الْقَهَّارِ الَّذِى لَاتَخْفَى مَعْرِفَتُهُ عَلَى مَنْ نَظَرَ فِى بَدَآئَعِ مَمْلَكَتِهِ بِـعَيْنِ الْإِعْتِبَار . وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلـهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ مَنْ شَهِدَ بِهَا يَفُوْزُ فِى دَارِ الْقَرَارِ , وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا 
مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ 

أَمَّا بَعْدُ : فَـيَآ أَيُّهَا النَّاسُ , اِتَّقُوْا اللهَ وَ أَطِيْعُوْا الرَّسُوْلَ وَ أُولِى الْأَمْرِ مِنْكُمْ , وَ أَنِيْبُوْا إِلَى 
رَبِّكُمْ وَ أَسْلِمُوْا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ . إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا . اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ التَّابِعِيْنَ وَ ارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 

اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 

اللهم يَا مُيَسِّرَ كُلِّ عَسِيْرٍ , وَ يَا جَابِرَ كُلِّ كَسِيْرٍ , وَ يَا صَاحِبَ كُلِّ فَرِيْدٍ , وَ يَا مُغْنِيَ كُلِّ فَقِيْرٍ , وَ يَا مُقَوِّيَ كُلِّ ضَعِيْفٍ , وَ يَا مَأْمَنَ كُلِّ مُخِيْفٍ , يَسِّرْ كُلَّ عَسِيْرٍ , فَتَيْسِيْرُ الْعَسِيْرِ عَلَيْكَ يَسِيْرٌ , اللهم يَا مَنْ لَا يَحْتَاجُ إِلَى الْبَيَانِ وَالتَّفْسِيْرِ , حاجَاتُنَا إِلِيْكَ كَثِيْرٌ , وَأَنْتَ عَالِمٌ وَّبَصِيْرٌ 

.اللهم إِنَّا نَخَافُ مِنْكَ وَنَخَافُ مِمَّنْ يَخَافُ مِنْكَ وَنَخَافُ مِمَّنْ لَا يَخَافُ مِنْكَ , اللهم بِحَقِّ مَنْ يَخَافُ مِنْكَ , نَجِّنَا مِمَّنْ لَا يَخَافُ مِنْكَ , بِحَقِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أُحْرُسْنَا بِـعَيْنِكَ الَّتِى لَا تَنَامُ , وَاكْنُفْنَا بِـكَفَنِكَ الَّذِى لَا يُرَامُ , وَارْحَمْنَا بِقُدْرَتِكَ عَلَيْنَا فَلَا تُهْلِكْنَا , وَأَنْتَ رَجَآءُنَا , بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 

اللهم أَعِنَّا عَلَى دِيْنِنَا بِالدُّنْيَا , وَعَلَى الدُّنْيَا بِالتَّقْوَى , وَعَلَى التَقْوَى بِالْعَمَلِ , وَعَلَى الْعَمَلِ بِالتَّوْفِيْقِ , وَعَلَى جَمِيْعِ ذلِكَ بِـلُطْفِكَ الْمُفِضِى إِلَى رِضَاكَ الْمُنْهِى إِلَى جَنَّتِكَ الْمَصْحُوْبِ ذلِكَ بِالنَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ

يَا اللهُ … يَا اللهُ … يَا اللهُ … يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ يَا رَحْمنُ يَا رَحِيْمُ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا ذَا الْمَوَاهِبِ الْعِظَامِ … نَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلـهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ

اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ التَّوْفِيْقَ لِـمَحَبَّتِكَ مِنَ الْأَعْمَالِ , وَصِدْقَ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ , وَحُسْنَ الظَّنِّ بِكَ , وَالْغُنْيَةَ عَمَّنْ سِوَاكَ , وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


diolah dari http://pcnu-bandung.com/khutbah-idul-fitri-mengurai-makna-fitrah-di-tengah-arus-perubahan-dan-dinamika-kehidupan/ 

<html>
 <head>
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-5026633091698896"
     crossorigin="anonymous"></script>
</head>
</html>