Saturday, January 2, 2010

MENYIKAPI ALIRAN SESAT

1. Kita tidak boleh secara mudah menilai sebagai kafir, sesat, ahlul bida’ terhadap orang/kelompok hanya sekedar karena mereka melakukan aktivitas/amaliyah yang berbeda dengan yang kita lakukan, sedangkan para ulama berbeda pendapat dalam menilai aktivitas/amaliyah yang dipraktekkan orang/kelompok tersebut.
2. Kita harus hati-hati dalam menilai seseorang atau suatu kelompok sebagai sesat, kafir atau salah, apabila secara jelas belum ditemukan qorinah-qorinah/indikator-indikator yang mengarah kepada kesesatan, kekufuran atau kesalahan.
3. As Sayyid Muhammad bin Alawiy Al Maliki Al Hasani dalam bukunya “Mafahim Yajibu an Tushahhaha” (Paham-paham yang Harus Diluruskan) mengutip pendapat Prof. Imam As Sayyid Ahmad Masyhur Al Haddad :
وقد انعقد الإجماع على منع تكفير أحد من أهل القبلة, الاّ بما فيه نفي الصانع القادر جلّ وعلا, أو شرك جليّ لا يحتمل اليأويل أو إنكار النبوّة أو إنكار ما عُلِمَ من الدين بالضرورة, أو إنكارمتواتر أو مُجْمَعٍ عليه ضرورةً من الدينِ.
والمعلوم من الدين ضرورة : كالتوحيد, والنبوّات وختم الرسالة بمحمد صلى الله عليه وسلم , والبعث فى اليوم الأخر, والحساب والجزاء, والجنة و الناريكفر جاحده ....

4. Kita tidak boleh men takfir seseorang/kelompok yang masih termasuk dalam kategori ahlul qiblat, kecuali apabila orang tersebut memiliki prinsip :
a. Meniadakan Sang Pencipta yang Maha Kuasa, yaitu Allah SWT
b. Syirik/politeism yang jelas yang tidak perlu takwil lagi
c. Mengingkari kenabian/nubuwwah
d. Mengingkari aspek agama yang mesti/seharusnya diketahui (aksioma agama)
e. Mengingkari Riwayat Mutawatir atau aksioma yang sudah disepakati validitasnya.
5. Di antara aksioma agama (والمعلوم من الدين ضرورة) adalah :
a. Aspek Tauhid
b. Aspek Kenabian (Nubuwwat)
c. Penutupan Risalah dengan diutusnya nabi Muhammad SAW
d. Adanya Kebangkitan (البعث) di hari Akhir
e. Adanya Hisab
f. Adanya Jaza’
g. Adanya Surga dan Neraka.
6. Bagi mereka yang mengingkari/menentang hal-hal tersebut, maka dia dapat dikategorikan KAFIR/SESAT
7. Wa Allahu A’lamu bi Ash Shawab